12.11.2010

Investor Agresif

Investor Agresif hampir sama seperti defensif ...
Perbedaannya adalah tentang kebijakan deviden atau saham bonus ...
Investor agresif akan membeli saham2x yang undervalue ...

Kondisi
1. PBV*PER < 22
2. PER < 20
3. PBV < 1.5
4. Tidak membagi deviden
5. Tidak memberi saham bonus

Deviden
Deviden dibagikan karena manajemen merasa tidak ada opportunity untuk menggunakan laba untuk proses yang memberi nilai tambah ... sehingga lebih baik dikembalikan ke investor

Saham Bonus
Cluenya adalah saham bonus biasanya diberikan kepada pemilik saham karena pajak deviden terlalu besar. Sehingga lebih baik diberikan saham bonus. Lalu saham bonus akan dibeli kembali oleh pemilik saham mayoritas .. sehingga saham yang beredar akan selalu tetap ...
(tetapi jika saham bonus diberikan oleh perusahaan yang merugi, maka nilai sahamnnya akan turun, jadi harus dilihat kondisi perusahaan)

Obligasi
Jika perusahaan menguntungkan dan % profit lebih dari % bunga bank , dan ingin mengembangkan usaha maka lebih aman obligasinya. (tetapi jika obligasi dikeluarkan untuk membayar utang atau modal kerja usaha yang belum terbukti track recordnya, maka obligasi yang dikeluarkan sebaiknya dihindari (biasanya akan gagal bayar dan diconvert ke dalam bentuk saham))

Jika perusahaan menguntungkan dan laba ditahan. Dengan tidak adanya deviden dan saham bonus , kemungkinan pemilik saham mayoritas menahan laba untuk kepentingan xxxxnya ...
Jadi ya , cocok untuk investor agresif (yang tidak butuh deviden / saham bonus:)) (tinggal menunggu deviden seuprit dan habis itu biasanya heboh naiknya terbukti JPFA, GJTL , MAPI, MBAI, PANS tahun 2010) ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar